Monday, March 1, 2010

hunian tren 2010

Desain rumah di tahun 2010 ini juga mengalami pergeseran. Dari tren minimalis sejak tahun 2008-2009, sekarang giliran tren perumahan yang asri hijau sehingga nyaman untuk dihuni. Perumahan yang hijau ini jelas menggeser keberadaan konsep hunian seperti minimalis, modern, klasik, dan Mediterania.
Menurut Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Her Pramtama, secara umum kita masih mengalami krisis lingkungan, dan hal ini akan berkembang secara terus-menerus apabila arsitek, pemilik rumah, dan pemerintah “tidak bersatu”.

Satu cara mengubahnya yaitu dengan menerapkan konsep green pada hunian, seperti memanfaatkan cahaya alami dan meminimalkan kebergantungan kita pada teknologi. Mengingat global warming sudah menjadi isu dunia, perlu kesadaran dari tiap lapisan masyarakat. Memang cukup sulit untuk mengubah semua dari awal karena keadaan yang sudah tidak lagi relevan untuk diubah ke masa dulu. Karena itu, dibutuhkan langkah awal untuk meminimalkan keadaan ini.
Her menjelaskan, di tahun  2010 kita sudah harus merancang desain yang nyaman. Dalam arti, kita dapat menghirup udara yang cukup dan penyerapan cahaya alami.
“Karena sebenarnya masyarakat kita sudah dibiasakan untuk “toleransi-toleransi” tertentu. Seperti penggunaan AC, penggunaan listrik di siang hari, dan perilaku-perilaku lain sehingga untuk mengubahnya dari awal lagi cukup sulit. Jadi, mulai sekarang kita harus menghilangkan “toleransi” tersebut dan kembali ke kehidupan nyata kita,” beber Her.
“Caranya dengan menerapkan konsep green pada area rumah, mengurangi penggunaan AC, mengurangi penggunaan lampu pada siang hari, dan ubah gaya hidup,” tambahnya.
Menurut arsitek Nunung Adiwijaya, 2010 akan menjadi tahun transisi tren minimalis menuju konsep green. “Dalam arti, dari perkembangan minimalis menuju desain sustainable, yakni desain yang hemat energi,” katanya.
Ciri-ciri konsep green ini, pertama: rumah memiliki banyak bukaan seperti jendela-jendela yang besar dan tinggi. Dengan banyak bukaan, rumah akan lebih banyak mengadopsi udara dan cahaya alami sekaligus mengurangi penggunaan energi listrik pada siang hari.
Kedua, bangunan-bangunannya lebih tinggi, yakni plafon yang dibuat lebih dari tiga meter. Desain seperti ini tidak hanya membuat rumah menjadi hemat energi, tapi juga memberi kesan mewah dan megah. “Biasanya hal tersebut diterapkan di ruang publik seperti ruang keluarga dan ruang tamu,” ujar Nunung.
Ciri ketiga, biasanya konsep seperti ini kerap memanfaatkan banyak lansekap, seperti taman di area depan maupun belakang rumah. Berbicara desain eksterior 2010, tentu berkaitan pula dengan interiornya. Menurut Nunung, desain interior akan mengikuti tren rumah yang sedang berkembang. Karena antara desain eksterior dan interior saling berkesinambungan, jadi pasti ada beberapa aspek yang menjadi second opinion. Contohnya, ujar Nunung, sekarang masyarakat sudah banyak yang jenuh dengan desain modern dan beralih ke desain yang “abadi”, dalam arti tidak habis termakan zaman, semisal gaya klasik dan art deco.
“Tapi, mengingat tahun ini merupakan transisi tren minimalis ke konsep green, maka desain interior minimalis masih menjadi pilihan,” imbuh Nunung. (net/gia)
by www.hariansumutpos.com

No comments:

Post a Comment